OTODIDAK, artinya belajar sendiri. Banyak di antara kita menguasai sesuatu dengan belajar sendiri. Apalagi sekarang dengan adanya Internet dan koneksi yang semakin mudah dan murah, maka kita semakin rajin mengeksplorasi Internet untuk menemukan ilmu yang dibagi (share) secara gratis.
Kalau bisa sendiri dan gratis, mengapa harus bayar?
Namun ironinya, belajar secara otodidak dan menggali sumber gratis dari Internet sebenarnya bukan tanpa cost atau pengorbanan. Banyak waktu yang harus kita curahkan, sementara waktu akses Internet dan waktu belajar kita sendiri bernilai 'uang'.
Hal lain yang juga terasa adalah 'perasaan' kita, yaitu ketika kita menunggu tanggapan orang atas pertanyaan kita, atau ketika kita tidak paham juga setelah dibantu orang, dan sebagainya.
Ada saatnya kita butuh pelatihan secara langsung. Pada pelatihan, kita diberikan konsep yang menyeluruh, mulai dari dasar hingga yang lebih mendalam/lebih luas. Kita dibimbing langsung, dan ketika kita tidak mengerti sesuatu, kita bisa langsung bertanya kepada instruktur pelatihan. Banyak hal kecil yang tidak kita pahami menjadi jelas ketika diterangkan langsung kepada kita. Hal-hal seperti itu biasanya sulit diungkapkan dalam tulisan email, karena berkaitan dengan konteks yang sedang dihadapi, dan jika diuraikan akan menjadi panjang-lebar dan membosankan orang yang membaca.
Anda mungkin menyanggah, "tetapi training kan biayanya cukup mahal."
Untuk ukuran mahal atau tidak, sebenarnya kita bisa berhitung sendiri. Untuk menyelenggarakan sebuah pelatihan, biaya apa sajakah yang perlu dikeluarkan. Asumsikan kita sendiri yang mengadakan pelatihan tersebut, maka kita akan mengetahui bahwa sebenarnya komposisi biaya itulah yang kita bayar, atau "urunan" dengan teman-teman peserta yang lain.
"Tetapi kan ada pelatihan yang murah?" Sanggahan ini sebenarnya menyanggah sanggahan yang di atas :)
Benar sekali. Namun sekali lagi, berhitunglah bagaimana biaya tersebut menjadi 'murah'. Apa saja komponen biaya yang dikeluarkan?
Kita telah sering sekali mendengar di pemberitaan TV atau media lain, bahwa untuk menekan biaya, penjual atau pembuat nugget tega menggunakan bahan yang tidak layak konsumsi. Dan sebagainya.
"Saya mengerti pentingnya training dan tidak masalah dengan biayanya, namun saya tidak punya waktu!"
Persoalan waktu ini memang rumit. Di tengah kesibukan kita, meluangkan waktu satu atau dua hari untuk belajar rasanya sudah tidak mungkin. Apalagi hanya untuk mengikuti pelatihan yang bersifat opsional dan hanya sebagai tambahan belaka.
Namun cobalah menghitung berapa penghematan waktu yang bisa kita lakukan jika kita sudah mengetahui sesuatu sehingga bisa bekerja dengan lebih cepat dan mudah. Memang kita harus berkorban untuk mendapatkan sesuatu. Istilahnya: "jer besuki mowo beo". Lagi pula, jika orang lain bisa, mengapa kita tidak? Orang lain juga mengalami kesibukan dan urusan yang sama banyaknya dengan kita, atau bahkan lebih.
"Well, tinggal memilih tempat pelatihannya sih..."
Yup, kita harus pintar-pintar memilih tempat pelatihan yang kita percayai akan memberikan manfaat yang kita harapkan sesuai dengan pengorbanan yang kita lakukan...
Referensi atau rekomendasi teman akan membantu dalam mengambil keputusan, di samping pengalaman kita sendiri dalam memilih/mengikuti pelatihan, plus intuisi kita dalam melakukan pilihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar